Jombang adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur. Jombang dikenal dengan sebutan Kota Santri.
Pada masa Kerajaan Majapahit, wilayah yang kini Kabupaten Jombang merupakan gerbang Majapahit. Gapura barat adalah Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang, sedang gapura selatan adalah Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng.
Dalam logo Kabupaten Jombang, memang terdapat gerbang dan benteng yang melambangkan bahwa zaman dahulu Jombang adalah benteng Majapahit (Mojopahit) sebelah barat.
Hingga kini banyak dijumpai nama-nama desa/kecamatan yang diawali dengan prefiks mojo-, di antaranya Mojoagung, Mojowarno, Mojojejer, Mojotengah, Mojotrisno, Mojongapit, dan sebagainya. Salah satu peninggalan Majapahit di Jombang adalah Candi Arimbi di Kecamatan Bareng.
Menyusul runtuhnya Majapahit, agama Islam mulai berkembang di kawasan, yang penyebarannya dari pesisir pantai utara Jawa Timur. Jombang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Seiring dengan melemahnya pengaruh Mataram, Belanda menjadikan Jombang sebagai bagian dari wilayah VOC pada akhir abad ke-17, yang kemudian sebagai bagian dari Hindia Belanda pada awal abad ke-18.
Tahun 1811, didirikan Kabupaten Mojokerto, meliputi pula wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang. Trowulan (pusat Kerajaan Majapahit), masuk dalam kawedanan Jombang.
KIKIL KHAS JOMBANG
Kikil sendiri adalah kakinya sapi atau kerbau. kikil ini merupakan baan dasar makanan khas kiki jombang ini, Kikil dimasak dengan suhu tinggi dan dengan waktu yang lumayan lama, ditambah dengan bumbu-bumbu khas, dikasih santan dan bahan-bahan pendukung. Jadilah makanan khas kikil Jombang. Kikil ini akan terasa lebih enak jika dimakan pakai nasi. Untuk tambahan nasi kikil ditambah dengan kering tempe atau tahu, diberi sayur bung/bambu yang masi muda dan empal daging atau jeroan sapi yang dimasak bacem. Dalam penyajiannya menggunakan daun pisang yang dibentuk pincuk.
TARI REMO
Tari Remo berasal dari daerah Jombang Jawa Timur. Tari ini
merupakan salah satu jenis tarian yang biasa dipentaskan untuk
penyambutan tamu besar. Jumlah penari dapat ditampilkan baik oleh satu
atau lebih penari. Konon tarian ini diciptakan oleh seorang
pengamen.Tari Remo berasal dari kecamatan Diwek Di desa Ceweng, tarian
ini diciptakan oleh seorang pengamen tari. Awalnya tarian ini digunakan
sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun, seiring perkembangannya
tarian ini lebih digunakan sebagai sambutan atas tamu kenegaraan,
ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival
kesenian daerah.
RINGIN CONTONG
Ciri khas Jombang adalah Ringin Contong, semua orang yang pernah
singgah di “kota santri” Jombang akan mengetahuinya. Kata sebagian besar
orang yang tinggal di Jombang, Ringin Contong posisinya persis di
tengah kota Jombang. Terlepas itu benar atau tidak, Ringin Contong
menjadi daya tarik tersendiri bagi kota Jombang, selain berbagai pondok
pesantren yang tersebar.
Posisi Ringin Contong, merupakan pertemuan 3 (tiga) jalan besar dan
satu jalan kecil. Tiga jalan besar itu, dari arah Selatan ke Utara
melalui Jl. KH Wahid Hasyim, sementara dari arah Barat ke Timur melalui
Jl. Ahmad Yani (jalan satu arah ke barat), dan dari Timur ke Barat lewat
Jl. Gus Dur. Ketiga jalan ini bertemu di Ringin Contong. Kemudian ada
jalan ke arah Utara (Jl. Seroja), namun tidak sebesar ke tiga jalan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar